Jumat, 07 November 2014

PERJALANAN SEMALAM.

Perjalanan ini di mulai dari kegiatan ukm lpm Spirit Mahasiswa di kampusku. Awalnya aku berfikir perjalanan ini penuh dengan kesenangan. Setelah aku tiba di secret kampus, aku beserta 3 orang temanku Rinda, Adam dan Saiful di beri pengarahan dari kakak SM. Setelah pengarahan itu ternyata jalan-jalannya berbeda dengan apa yang aku harap kan. Kami di berikan sebuah tantangan untuk mengujungi tempat di Surabaya. Aku menyukai sebuah tantangan dan bagiku tantangan yang di berikan itu sangatlah mudah, karena aku sudah terbiasa melakukan tantangan itu waktu masih duduk di bangku SMA.


 Dan tantangan yang paling menarik dari perjalanan ini kami di haruskan berjalan kaki tanpa di perbolehkan membawa kendaraan apapun. Saat itu pikiranku sangat kacau dan bertanya-tanya. Bagaimana aku bisa ke Surabaya untuk melaksanakan tantangan ini dengan berjalan kaki? Apa aku bisa melaksanakannya? Apa aku kuat dengan berjalan kaki? Dengan apa aku bersama teman-teman kesana?. Kami berangkat pukul 15.51 ditemani mbak Dian, mas aji, dan mas iskak. Baru keluar kampus aja ini kaki rasa nya udah pegel. Huh’ capeknya….. aku berusaha menguatkan tubuh dan pikiranku untuk melaksanakan tugas ini. Dan aku yakin aku pasti bisa!. Untuk sampai di Surabaya kami harus ke pelabuhan melintasi lautan biru. Karena kampus ku dan kota Surabaya dipisahkan oleh lautan. Kami naik angkutan umum untuk ke pelabuhan.Di dalam kapal penyebrangan, aku melihat hilir mudik kapal di tengah lautan yang terombang ambing oleh ombak. Banyak penjual kecil yang menawarkan dagangan nya. Suasana nya sangat ramai dan penuh oleh pedagang dan penumpang. Setelah melewati lautan nan biru, aku sempat berfikir lagi. Untuk ke tempat tujuan kami naik apa? Naik bus? Naik angkot?. Sedangkan aku mabuk darat untuk naik kendaraan umum seperti itu. Dengan terpaksa aku naik bus. Kepalaku mulai pusing dan perut kecil ku mulai mual. Aku berusaha untuk menahannya dengan tidur. Aku keluar bus dan melihat langit sudah gelap. matahari sudah tidak menunujukkan batang hidung nya. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.06. Tujuan pertama kami adalah Tunjungan Plaza Surabaya. Kami mendapat pengarahan lagi dari kakak SM untuk mencari informasi tentang tempat itu. Dan kami di larang memberi tau atau ada orang lain tau bahwa kami dari lembaga pers mahasiswa. Wow… !! serasa jadi wartawan beneran aku, pikirku, hahaha… kami masuk dan membagi tugas menjadi 2 kelompok, aku bersama saiful, rinda bersama adam. Orang pertama yang akan kami wawancarai adalah security atau petugas keamanan tempat itu. Pertama kami berpura-pura bertanya di mana tempat untuk sholat atau musholla. Kemudian kami bertanya tentang keamanan tempat tersebut, keadaan setiap hari nya tempat itu, siapa saja yg berkunjung ke sana. Tempat itu di dirikan sudah bertahun-tahun dari setelah tahun 1945, sudah ada sejak jaman belanda. Bahkan banyak petugas dan karyawan mall tersebut bekerja di sana hampir 25 tahun. Dari pertanyaan tersebut banyak fakta yang mencengangkan bahwa 5 : 1 pengunjung mall tersebut adalah orang chinise atau cina. Setiap hari tempat itu di penuhi oleh orang cina apa lagi malam minggu seperti malam kemaren. Memang aku banyak melihat hampir semua pengunjung nya orang cina. Kemudian kami beralih bertanya pada pengunjung dan beberapa pemilik toko yang ada di mall tersebut. Dan dari pertanyaan ku, banyak dari mereka menjawab hampir semua pengunjung di tempat itu adalah orang chinise. Beberapa pengunjung juga mengatakan memilih tempat itu karena suasana nya yang bersih, aman, dan elit. Omset untuk penjual nya sendiri pun juga lumayan banyak. Begitu pun untuk di tempat food court nya. Banyak mereka menawarkan makanan dari masakan cina. Belum puas kami mencari informasi tempat itu, kakak dari sm sudah menghubungi kami untuk segera turun dan pergi dari tempat itu, karena waktu sudah habis. Kami juga sempat bertanya-tanya pada salah satu penjual cilok yg ada di bawah mall tersebut. Bapak penjual tersebut juga mengatakan hampir keseluruhan pembeli dan penduduk di sekitar tempat tersebut adalah orang cina. Selesai mencari informasi tentang mall tersebut, kami di ajak naik angkot ke taman bungkul Surabaya pukul 20.05 tiba pukul 20.30. Hah’ akhir nya bisa jalan-jalan dan nyantai juga. Belum sempat bersantai di sana, kami di beri pengarahan lagi untuk mencari informasi tentang sejarah taman bungkul Surabaya. Taman bungkul Surabaya memang tempat nongkrong anak muda Surabaya bahkan ada yang dari luar kota Surabaya. Suasana memang ramai, enak buat jalan-jalan bersama keluarga, teman, dan bahkan ada beberapa komunitas yang setiap malam minggu berkumpul di sana. Aku, rinda, adam dan saiful di berikan tugas yang sama seperti di Tunjungan Plaza. Aku bersama saiful sempat bertanya-tanya dengan beberapa pengunjung taman tersebut dan petugas serta komunitas-komunitas yang berkumpul di taman bungkul. Komunitas itu bermacam-macam, mulai komunitas burung hantu, ular, dance, vespa, dan masih banyak lagi. Kami juga sempat mencari informasi tentang sejarah tempat bungkul kejuru kunci yang ada di tempat tersebut. Ternyata taman tersebut dulu adalah sebuah makam dan bungkul sendiri adalah sebuah kampung. Taman tersebut di bangun sekitar 8 tahun yang lalu,yang dulu nya adalah sebuah lapangan untuk parkir bus yang berrziarah di makam tersebut. Keunikan dari tempat ini adalah tempat dimana berkumpul nya anak muda dan para kominitas yang mencari exsistensi di tempat tersebut. Mereka ingin di lihat dan dia akui. Suasana nya pun sangat mendukung untuk bersantai bersama keluaraga, teman bahkan untuk pacaran oleh para remaja. Setelah selesai menyelesaikan tugas dari kakak sm, aku dan saiful pun sempat berfoto dengan ular danburung hantu loh….. Tugas selesai dan waktu nya pulang. Itu yang selalu dalam pikiran ku. Tapi kami harus berjalan kaki lagi berkilo-kilo ke tempat ke 3 kami. Tempat ke 3 ini tempat yang belum pernah aku kunjungi seumur hidup ku. Tempat itu adalah wonokromo pusat pelacuran. Aku sempat kaget, kenapa aku dan teman-teman di ajak sana sama kakak sm nya ke tempat seperti ini. Tugas kami masih sama mencari informasi tentang tempat itu. Tetapi sebelum masuk ke tempat itu kami harus mencari tau sejarah pasar maling dan kenapa banyak orang menyebut nya pasar maling. Pasar maling? Tanyaku. Aku pikir pasar maling itu pasar yang penjual nya mengambil barang untuk di perjual belikan dari hasil curian maling. Aku pun sempat takut. Karena kebanyakan di sana adalah para lelaki dan preman-preman yang menjaga tempat tersebut. Tapi aku berusaha memberanikan diri untuk mencari tau kenapa banyak orang menyebut nya pasar maling. Aku bersama saiful ,mulai melancarkan misi yang di berikan oleh kakak-kakak sm. Setelah bertanya dari satu penjual ke penjual lain nya. Kami pun mendapat informasi kenapa banyak orang menyebutnya pasar maling. Mereka menyebut pasar tersbut pasar maling karena buka pasar tesebut di mulai dari jam 12 malam sampai larut subuh. Kata dari penjual tersebut mana ada orang keluar malam kalau bukan maling. Dapat di simpulkan bahwa pasar tersebut di sebut pasar maling karena buka pasar tersebut di mulai dari jam 12 dan berakhir saat matahari mulai menampakkan diri nya. Barang-barang nya memang sangat murah dibandingkan dengan di sebelah jalan pasar tersebut. Barang nya bukan barang bekas, tetapi barang yang masih baru. Tugas belum selesai. Masih ada satu tempat lagi yang harus kami kunjungi di wonokromo, yaitu pusat pelacuran atau prostitusi yang ada di belakang stasiun wonokromo. Saat masuk ke tempat itu, aku merasa takut karna di sana aku bertemu dengan orang mabuk, pelacur, dan germo yang berkeliaran menjajakan diri nya. Aku sempat miris melihat mereka. Aku berusaha menguatkan fisik dan pikiranku untuk menyelesaikan tugas ini, karena ini adalah tugas terakhir ku. Aku sempat berbincang sedikit dengan pelacur dan penduduk di sekitar daerah situ. Dari perbincangan tersebut aku tau bahwa yang hitam tidak akan selamanya hitam. setiap hitam pasti ada putih. Aku tidak dapat bekata-kata apa pun tentang tempat itu. Banyak hal yang berkesan dengan tempat itu. Tempat itu berbeda jauh dengan tempat yang ada di seberang jalan yang begitu mewah. Adzan subuh mulai berkumandang aku beserta teman-teman dan kakak sm segera naik angkot dan pulang. Bukan pulang yang aku temui, tapi sebuah pasar di pinggiran rel yang berlalu lalang. Ternyata tugas masih belum selesai. Aku merasa capek, belum tidur semalaman, pusing, kaki lecet, kepala pusing, lapar, dan ngantuk. Aku down dan aku pingin cepat pulang. Kenapa masih ada tugas lagi dan lagi. Aku putus asa untuk melanjutkan tantangan dari kakak sm. Aku pun sempat menangis di tempat itu. Tapi mbak dian memberikan semangat agar aku bisa melanjutakan tugas itu. Aku pasti bisa. Aku gak mau kalah sama badan ku. Aku kuat dan aku dapat menyelesaikan tugas ini. Aku gk mau di sebut manja, tukang ngeluh kayak anak kecil. Aku pasti menang dengan tantangan ini. Aku segera menghapus air mata ku dan aku akan membuktikan pada kakak-kakak sm kalo aku kuat dan dapat menyelesaikan tugas ini. Perjalanan di mulai lagi. Aku mulai mencari pedagang untuk aku wawancarai. Aku berinteraksi dengan salah satu pedagang di pasar tesebut. Kebanyakan dari mereka adalah pendatang dari luar kota tersebut. Saat aku terus menyelusuri jalan di pasar itu, aku tertarik dengan salah satu pedagang yang berjualan di pinggir rel kereta api. Dan yang paling unik dari pedagang itu, barang dagangan yang bapak itu jual di taruh di tengah rel kereta api, tempat kereta api melintas. Aku mengamati nya trus. kereta dari ujung rel itu datang. Aneh nya pedagang itu tidak membawa pergi dagangan nya ke tempat yang lebih aman. Setelah kereta itu lewat dagangan nya tidak terlindas atau pun lecet sedikit pun. Aku sempat berbincang sedikit dengan pedagang itu. Betapa berat nya mereka mencari uang untuk anak dan istri nya, sampai mereka rela mengabaikan nyawa mereka. Betapa miris aku melihat nya. Tapi apa daya ku, aku hanya bisa melihat nya tanpa bisa membantu orang-orang kecil tersebut. Matahari mulai menampakkan tubuh nya. Kami dan kakak sm berjalan kaki untuk kesekian kali nya dan berkilo-kilo. Tujuan terakhir kami adalah terminal bungur dengan berjalan kaki. Mungkin ini adalah waktu nya pulang dan istirahat. Kami beristirahat sejenak di terminal dan makan. Kami hanya membeli 2 porsi makan untuk 4 orang, karena uang kami mulai menipis. Dan yang paling parah nya lagi aku harus makan makanan yang tak pernah aku sukai. pecel di kasih sambal goreng kulit. Dan aku sangat jijik dengan makanan itu. Air mata mengalir lagi. Tapi aku tidak akan menunjuk kan kecengengan ku ini di depan teman-teman ku dan kakak-kakak sm. Karena aku bukan anak manja yang suka ngeluh. Dengan terpaksa aku makan nasi tersebut dengan krupuk saja sambil di ketawain trus sama kak ambon. Tugas terakhir ternyata sudah menunggu kami. Kenapa ada tugas lagi. tapi aku harus semangat karna ini adalah tugas terakhirku. Dan aku harus bisa menyelesaikan nya. Tugas kami masih sama dengan tugas pertama kami. Mencari tau tentang tempat itu tanpa ada orang lain tau, bahwa kami dari lembaga pers mahasiswa. Saat mencari tau tentang tempat itu, kami berbincang dengan salah satu ibu pedagang yang setiap hari menjajakan dagangannya di terminal itu. Aku melihat ibu itu teringat dengan ibu ku di rumah. Hati ini sempat menangis melihat nya. Ibu itu rela meninggalkan anak dan suaminya demi sepeser uang di kota orang. Ternyata betapa keras nya hidup dan betapa sulit nya mencari uang. Sedangkan aku di sini bisa kuliah, bisa makan, bisa nya Cuma minta uang tanpa mau tau gimana susah nya mencari uang itu. Aku hanya bisa mengeluh saja. Tanpa memikirkan orang lain. Hidup ku hanya tertuju satu hal yaitu kesuksesan. Dari perjalanan ini aku mendapatkan motivasi, inspirasi dan pengalamn yang tadak pernah aku lupakan. perjalanan yang aku alami sekali dalam seumur hidup. aku harus lebih bisa bersyukur dengan apa yang aku punya sekarang dan lebih peduli dengan sekitar kita.







 22 september 2014,
 FA’IN NADOFATUL M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar