Sabtu, 28 November 2015

LEGOWO



LEGOWO
Legowo? Dalam kamus besar bahasa Indonesia sering disebut lapang dada. Sedangkan orang jawa bilang legowo memilki makna menerima kekalahan, ketidakmampuan, berbesar hati dan iklhas menerima keadaan ataupun sesuatu yang sudah hilang. Banyak orang tua jawa mengatakan setiap masalah dan kehilangan harus legowo. Dengan menciptakan sikap legowo kita harus sabar,apabila kita sudah legowo maka akan tercipta keikhlasan. Jika disederahanakan legowo dapat diartikan sebagai sikap menerima kekalahan dengan berjiwa besar.
Setiap manusia tidak pernah lepas dari masalah dan kehilangan. Karena masalah adalah bunga dari hidup yang indah nanti nya. Masalah diciptakan Tuhan untuk menguji Hamba-Nya, seberapa kuat dan tabah hamba tersebut menghadapi masalah. Kedewasaan seseorang bisa dilihat dari mana dia menghadapi masalah. Masalah dapat kita ibaratkan sebuah cucian kotor. Sudah dicuci pasti ada saja yang kotor. Tetapi apakah kita mampu terus mencuci cucian kotor itu, jika sudah dicuci ada yang kotor lagi?. Mungkin kita masih sanggup untuk mencuci sedikit cucian kotor itu. Jika kita tidak mau mencuci cucian kotor itu akan semakin menumpuk. Ya, kalau tidak menginginkan mencuci cucian kotor itu jangan memakai pakaian agar tidak kotor. Tetapi apakah mungkin kita tidak memakainya?. Kita akan tetap selalu memakainya, sebab itu adalah kebutuhan kita agar kita tidak malu dan tidak akan ada orang lain yang bisa melihat tubuh kita. Jika kita tidak memakainya maka kita disebut gila.
Pakaian akan selalu melekat pada tubuh kita. Seperti masalah, akan selalu melekat pada kehidupan meski tidak menginginkannya. Jika tidak menginginkan nya kehidupan tidak akan berlangsung. Sebab, kita harus berjalan untuk melangsungkan kehidupan itu. Pada saat berjalan itu masalah selalu mengikuti kita. Masalah tidak akan melekat pada kehidupan jika kita berdiam tidak melakukan apapun. Dengan berdiam apakah kehidupan berlangsung? Jelas tidak !. sebab, kehidupan akan berhenti yang artinya mati.
Begitu juga dengan kehilangan. Setiap manusia juga pernah kehilangan. Kehilangan merupakan sesuatu yang tidak kita inginkan. Karena kehilangan juga merupakan cobaan bagi kita, itu suatu pertanda bahwa kita masih diperhatikan oleh Tuhan. Apapun yang kita genggam pasti akan lepas. Meskipun kita menggegam nya dengan erat akan ada waktunya hilang juga. Dan kita tidak tau hilangnya tersebut karena mati atau akan menjadi milik orang lain. Ada saatnya bertemu dan ada saatnya berpisah, begitu juga Makhluk  tiada yang kekal abadi di alam semesta ini kecuali sang Pencipta. Bahkan tidak ada yang nama nya hidup abadi, akan mati pada waktu nya. Aku tahu, tak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan cinta yang katanya abadi sekalipun, bisa berakhir dalam sekejap mata. Lihat saja kisah romeo dan Juliet, kata orang-orang cinta mereka abadi. Tetapi mereka tetap terpisahkan oleh kematian. Tidak hanya kisah romeo dan Juliet, bahkan harta, jabatan, tahta, dan  barang sekalipun yang kata nya bisa bertahan sampai seumur hidup akan hilang dicuri oleh orang atau rusak dengan sendiri nya.
Tetapi apakah kita bisa legowo saat kita berada dalam masalah dan kehilangan?. Apakah kita iklhas menghadapi masalah dan kehilangan tersebut? Aku rasa tidak. Pasti kita akan merasa kecewa dan marah. Tuhan saja merasa tidak legowo ketika melihat umat nya melakukan kesalahan. Saat manusia melakukan banyak dosa dan tidak melakukan perintah-Nya, Dia mengutuk umat-Nya dengan memberikan sebuah musibah. Lihat saja seperti Yesus yang mengutuk pohon Ara. Yesus merasa lapar dan berubah menjadi sangat kesal karena ternyata pohon ara yang diharapkannya dapat menghilangkan rasa lapar tersebut tidak berbuah! (Perhatikan Matius 21:18-19). Ketika murid-muridnya bertanya bagaimana ia dapat membuat pohon ara itu menjadi kering hanya dengan mengutuknya, ia menjelaskan masalah iman yang bila dimiliki seseorang maka ia bahkan dapat memindahkan gunung! (Perhatikan Matius 21:20-22).
Tidak hanya Yesus saja yang belum legowo ketika menghadapi masalah. Nabi Musa manusia yang suci, yang setiap perkataan nya di dengar oleh Tuhan. Dia pernah berdoa kepada Allah untuk menunjukkan kebesaran-Nya  pada umat-Nya yang musyrik karena menyembah Tuhan selain Allah. Apalagi kita manusia biasa yang tidak sempurna. Pasti sulit untuk melakukan perbuatan legowo. Tetapi meskipun kita belum legowo dalam menghadapi masalah dan kehilangan. Pasrahkan pada yang memberi takdir, karena setiap masalah dan kehilangan adalah sebuah takdir yang diberikan kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar