LEGOWO
Legowo?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia sering disebut lapang dada. Sedangkan orang
jawa bilang legowo memilki makna menerima kekalahan, ketidakmampuan, berbesar
hati dan iklhas menerima keadaan ataupun sesuatu yang sudah hilang. Banyak
orang tua jawa mengatakan setiap masalah dan kehilangan harus legowo. Dengan
menciptakan sikap legowo kita harus sabar,apabila kita sudah legowo maka akan
tercipta keikhlasan. Jika disederahanakan legowo
dapat diartikan sebagai sikap menerima kekalahan dengan berjiwa besar.
Setiap manusia tidak pernah lepas
dari masalah dan kehilangan. Karena masalah adalah bunga dari hidup yang indah
nanti nya. Masalah diciptakan Tuhan untuk menguji
Hamba-Nya, seberapa kuat dan tabah hamba tersebut menghadapi masalah.
Kedewasaan seseorang bisa dilihat dari mana dia menghadapi masalah. Masalah
dapat kita ibaratkan sebuah cucian kotor. Sudah dicuci pasti ada saja yang
kotor. Tetapi apakah kita mampu terus mencuci cucian kotor itu, jika sudah
dicuci ada yang kotor lagi?. Mungkin kita masih sanggup untuk mencuci sedikit
cucian kotor itu. Jika kita tidak mau mencuci cucian kotor itu akan semakin
menumpuk. Ya, kalau tidak menginginkan mencuci cucian kotor itu jangan memakai
pakaian agar tidak kotor. Tetapi apakah mungkin kita tidak memakainya?. Kita
akan tetap selalu memakainya, sebab itu adalah kebutuhan kita agar kita tidak
malu dan tidak akan ada orang lain yang bisa melihat tubuh kita. Jika kita
tidak memakainya maka kita disebut gila.
Pakaian
akan selalu melekat pada tubuh kita. Seperti masalah, akan selalu melekat pada
kehidupan meski tidak menginginkannya. Jika tidak menginginkan nya kehidupan
tidak akan berlangsung. Sebab, kita harus berjalan untuk melangsungkan
kehidupan itu. Pada saat berjalan itu masalah selalu mengikuti kita. Masalah
tidak akan melekat pada kehidupan jika kita berdiam tidak melakukan apapun.
Dengan berdiam apakah kehidupan berlangsung? Jelas tidak !. sebab, kehidupan
akan berhenti yang artinya mati.
Begitu
juga dengan kehilangan. Setiap manusia juga pernah kehilangan. Kehilangan
merupakan sesuatu yang tidak kita inginkan. Karena kehilangan juga merupakan
cobaan bagi kita, itu suatu pertanda bahwa kita masih diperhatikan oleh Tuhan. Apapun
yang kita genggam pasti akan lepas. Meskipun kita menggegam nya dengan erat
akan ada waktunya hilang juga. Dan kita tidak tau hilangnya tersebut karena
mati atau akan menjadi milik orang lain. Ada saatnya bertemu dan ada saatnya
berpisah, begitu juga Makhluk tiada yang kekal abadi di alam semesta ini
kecuali sang Pencipta. Bahkan tidak ada yang nama nya hidup abadi, akan mati
pada waktu nya. Aku tahu, tak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan cinta yang
katanya abadi sekalipun, bisa berakhir dalam sekejap mata. Lihat saja kisah
romeo dan Juliet, kata orang-orang cinta mereka abadi. Tetapi mereka tetap
terpisahkan oleh kematian. Tidak hanya kisah romeo dan Juliet, bahkan harta,
jabatan, tahta, dan barang sekalipun
yang kata nya bisa bertahan sampai seumur hidup akan hilang dicuri oleh orang
atau rusak dengan sendiri nya.
Tetapi
apakah kita bisa legowo saat kita berada dalam masalah dan kehilangan?. Apakah
kita iklhas menghadapi masalah dan kehilangan tersebut? Aku rasa tidak. Pasti
kita akan merasa kecewa dan marah. Tuhan saja merasa tidak legowo ketika
melihat umat nya melakukan kesalahan. Saat manusia melakukan banyak dosa dan
tidak melakukan perintah-Nya, Dia mengutuk umat-Nya dengan memberikan sebuah
musibah. Lihat saja seperti Yesus yang mengutuk pohon Ara. Yesus merasa lapar dan berubah
menjadi sangat kesal karena ternyata pohon ara yang diharapkannya dapat
menghilangkan rasa lapar tersebut tidak berbuah! (Perhatikan Matius 21:18-19).
Ketika murid-muridnya bertanya
bagaimana ia dapat membuat pohon ara itu menjadi kering hanya dengan
mengutuknya, ia menjelaskan masalah iman yang bila dimiliki seseorang maka ia
bahkan dapat memindahkan gunung! (Perhatikan Matius 21:20-22).
Tidak hanya Yesus saja yang belum
legowo ketika menghadapi masalah. Nabi Musa manusia yang suci, yang setiap
perkataan nya di dengar oleh Tuhan. Dia pernah berdoa kepada Allah untuk
menunjukkan kebesaran-Nya pada umat-Nya
yang musyrik karena menyembah Tuhan selain Allah. Apalagi kita manusia biasa
yang tidak sempurna. Pasti sulit untuk melakukan perbuatan legowo. Tetapi meskipun
kita belum legowo dalam menghadapi masalah dan kehilangan. Pasrahkan pada yang
memberi takdir, karena setiap masalah dan kehilangan adalah sebuah takdir yang
diberikan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar