Selasa, 17 Maret 2015

Good News is Bad News



Good News is Bad News

Bagaimana kriteria berita para jurnalis dalam menyampaikan berita? Apakah sudah Good news is good ways? atau masih cara primitif  Bad news is good news? istilah Bad news is good news mungkin tidak asing untuk di dengar. Apalagi didunia jurnalistik, sudah menjadi berita wajib bagi kuli tinta atau yang biasa disebut wartawan dalam menjadi berita. Demi mencari rupiah para kuli tinta ini rela mengangungkan istilah ini.

Masyarakat banyak di sajikan berita-berita negatif. Secara tidak langsung akan mempengaruhi mindset atau pola pikir masyarakat. Karena media massa terutama berita merupakan objek pandangan masyarakat pada pemikiran dan tingkah laku. Akibat dari Bad news is good news, kebrobokan negara yang tidak henti-hentinya akan terjadi. Karena pemberitaan negatif dari publik figur maupun penjabat seperti korupsi, skandal Kejaksaan Agung, heboh Blue energy Joko Suprapto.

Dari kasus-kasus diatas bisa menurunkan rasa nasionalisme bagi generasi muda, karena tidak adanya kepercayaan dari masyarakat dan generasi muda. Bahkan yang lebih parah lagi dari Bad news ini adalah pemberitaan kawin cerai dan perselingkuhan yang kerap terjadi pada publik figur seperti artis menjadi tren. Fenomena kawin cerai dan perselingkuhan ini menjadi hal biasa bagi kalangan masyarakat luas. Dan sudah terjadi didalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Dalam penelitian Meltzoft (1998) seorang ahli psikologi mengatakan “manusia akan terpengaruh dan mengikuti objek dari apa yang mereka lihat, dengar, dan menjadi perhatian.”

Dapat di artikan bahwa masyarakat akan meniru apa yang di lihat, di baca, dan di contohkan kepada mereka. Sedangkan publik figur seperti pejabat atau artis adalah sumber contoh bagi masyarakat luas.

Namun hal ini bukan salah dari kuli tinta. Kuli tinta sendiri hanya melaksanakan tugas. Sebab Pimred (Pimpinan Redaksi) menginginkan berita yang Bad news dan aktual untuk menaikkan rating media cetak maupun media elektronik. Padahal apabila kuli tinta dan Pimred lebih menyajikan berita Good News tidak hanya Bad News dapat menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Tidak hanya berita-berita buruk saja tetapi masih banyak berita-berita yang layak di sajikan di media massa seperti berita yang mendidik maupun berita yang menginspirasi bagi masyarakat. Karena masyarakat sendiri sudah jenuh dan bosan dengan pemberitaan-pemberitaan negatif dari publik figur maupun sisi negatif dari negara ini.

Setidaknya media massa yang kini seolah pabrik realitas ini, lebih bisa menyampaikan apa adanya, baik harus dinyatakan baik, buruk harus dikatakan buruk. Menyampaikan realitas yang ada dilapangan. Bukan menambah-nambahi atau mengurang-ngurangi fakta yang ada. Objektif, tidak tendensius dan tentu harus independen. Walaupun sulit menemukan media massa yang seperti itu di era kapitalisasi dan globalisasi.

Anggota Baru LPM Spirit Mahasiswa 2014,
Universitas Trunojoyo Madura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar