Senin, 01 Juni 2015

KEBEBASAN MAHASISWA



KEBEBASAN MAHASISWA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bebas adalah lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya, sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat dengan leluasa, lepas dari (kewajiban, tuntutan, perasaan takut, dsb). Kebebasan sendiri merupakan hak untuk memilih apa yang di kehendakinya tanpa paksaan atau dorongan dari orang lain. Temasuk kehidupan mahasiswa yang bebas. Kebanyakan dari mahasiswa melancong ke luar tempat kelahirannya untuk mencari kampus-kampus elit yang ada di kota besar. Dari situlah kehidupan bebas tanpa pengawasan mulai muncul.
Kehidupan bebas sebagai mahasiswa menawarkan kesempatan untuk mempelajari informasi dan keterampilan baru, bertemu orang-orang hebat dan menemukan minat baru. Sehingga akan memunculkan ideology dan pemikiran-pemikiran yang berbeda pula. Kebebasan ini yang sering di salah artikan oleh mahasiswa. Kehidupan mahasiswa tidak akan pernah habisnya untuk di bahas. Mereka yang sudah tidak remaja lagi, pasti dapat mengurus hidup mereka sendiri. Kehidupan bebas mahasiswa ini yang sering lupa dan melenceng dari tujuannya belajar dan sebagai pengubah tatanan sosial. Tanpa disadari sikap gengsilah yang membuat mereka lupa akan perannya sebagai mahasiswa.
 Kehidupan mahasiswa sekarang yang gaya hidupnya kelas menengah ke atas yang dicirikan dengan kemampuan mengonsumsi produk dan gaya hidup modern (glamor). Suka bermain sosial media, nongkrong di cafĂ©, dll. Bahkan sampai bebas tidur dengan siapa saja hingga terjerumus ke hal-hal negatif seperti seks bebas. Sampai-sampai memakai narkoba. Contoh tentang Delapan mahasiswa Universitas Pancasila (UP) dikeluarkan karena terlibat narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba) pada awal April 2014 kemarin. Semua ini lepas dari pengawasan orang tua yang jauh dari tempat mereka menuntut ilmu.
Mahasiswa sering kali digambarkan sibuk mengejar urusan cinta dengan gaya hidup yang menonjolkan tampilan fisik. Berangkat kuliah dengan penampilan yang menonjol agar dilihat keren oleh teman-temannya. Sering bolos pada jam-jam kuliah, mendengar semua yang keluar dari dosen setelah itu pulang ke kos lupa. Sibuk dengan pacaran. Tentu mahasiswa seperti apa yang dapat di banggakan jika dunianya seperti itu. Kebanyakan dari mereka akademiknya kurang. Apakah seperti ini calon penerus bangsa kita? Tidak malukah pada orang tua yang semula dari rumah niat untuk belajar namun sampai tujuan beralih sibuk bergaya?
Sebagai calon penerus bangsa, mahasiswa belajar agar dapat mengubah tatanan sosial seperti yang di harapkan oleh masyarakat. Bukankah dengan belajar yang rajin tanpa sibuk mengejar cinta dan menonjolkan fisik, membuat akademik semakin bagus. Secara otomatis dapat memberikan kebanggaan orang tua yang telah membiayainya dengan jumlah yang tidak sedikit.
Memang semua itu tidak lepas dari kebebasan individu untuk memilih hidup. Setiap orang memang berhak memilih kehidupannya sendiri. Namun kebebasan memilih hidup ini mempunyai batasan-batasan yang harus di taati agar tidak berbelok ke arah negatif. Yang semula tujuan kuliah untuk belajar, mencari ilmu, mencapai cita-cita yang sejak awal dibawa dari kampung atau tempat asal, seterusnya mendapat pekerjaan yang baik beralih menjadi tempat mencari eksistensi. Jadi harus pintar memilih pergaulan dan membentengi kebebasan dengan batasan-batasan sesuai kemampuan individu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar